🌍
BimbinganIslam.com
Rabu, 14 Jumādal Akhir 1437 H / 23 Maret 2016 M
👤
Ustadz Firanda Andirja, MA
📗
Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊
Hadits 03| Berbahayanya Berbuat Zhalim (Bagian 2)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS01-FA-Bab04-H3-2
~~~~~~~~~~~~~~
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي
الله الهم قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله
عليه و سلم " اَلظُّلْمُ
ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ." مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ.
Dari Ibnu ‘Umar Radiyallahu anhuma ia berkata: Rasulullah
Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Kedzaliman ialah kegelapan-kegelapan pada
hari kiamat.” (Muttafaqun ‘alaih).
〰〰〰〰〰〰〰
BAHAYANYA BERBUAT ZHALIM (BAGIAN 2 DARI 3)
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله
Kita lanjutkan pembahasan hadits ke-3.
Diantara bentuk kezhaliman yang terkadang disepelekan oleh
sebagian hamba, padahal ini sangat berbahaya, adalah menzhalimi orang lain
(makhluk yang lain).
Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mengingatkan
akan hal ini tatkala haji wada', beliau menyampaikan kepada seluruh shahabat,
kata beliau:
… فَإِنَّ
دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ…
"Bahwasanya darah kalian, harta kalian, kehormatan
(harga diri) kalian, haram (tidak boleh dilanggar) bagi kalian."
(HR Bukhâri no. 67, 105, 1741 dan Muslim no. 1679 (30), dari
Sahabat Abu Bakrah radhiyallāhu ‘anhu)
Kemudian juga dalam hadits qudsi, Allāh Subhānahu wa Ta'āla
mengatakan:
يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ
عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّمًا فلا تظالموا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah mengaharamkan kezhaliman diantara kalian.
Maka janganlah kalian saling menzhalimi."
(HR Muslim no. 2577/6572)
Telah kita sebutkan dalam pertemuan yang lalu bahwa,
Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan bahwa:
وَأَمَّا
الدِّيوَانُ الَّذِي لا يَتْرُكُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُ
شَيْئًا فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضُهُمْ بَعْضًا، الْقِصَاصُ لا مَحَالَةَ
"Catatan dosa yang Allāh tidak meninggalkan sama sekali
yaitu kezhaliman seorang hamba yang dilakukan kepada orang lainnya, tidak jalan
keluar kecuali dengan qisas."
Kalau seorang berbuat dosa (antara dia dengan Allāh
Subhānahu wa Ta'āla), pada asalnya Allāh maha pengampun.
Sebagaimana telah kita sebutkan dalam pertemuan yang lalu
bahwa Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
وَأَمَّا
الدِّيوَانُ الَّذِي لا يَعْبَأُ
اللَّهُ بِهِ شَيْئ��ا فَظُلْمُ الْعَبْدِ
نَفْسَهُ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
رَبِّهِ
"Catatan dosa yang Allāh tidak mempedulikannya sama
sekali yaitu seorang hamba yang mezhalimi dirinya, antara dia dengan
Rabbnya."
Allāh mudah mengampuni seorang hamba jika dosa itu antara
hamba dengan Allāh.
Akan tetapi kalau dosa tersebut berkaitan dengan orang lain
maka hukum asalnya hamba tersebut tidak memaafkan.
Kenapa?
Karena orang (hamba) yang kita zhalimi pada hari kiamat
kelak sangat butuh dengan timbangan amalan kebajikan.
Amal kebajikan ini jika ditimbang akan mempengaruhi
keselamatan dia dari neraka Jahannam dan mempengaruhi tingkatan dia di surga.
Maka pada asalnya seseorang pada hari kiamat kelak akan
pelit dengan kebaikan bahkan ingin mendapatan kebaikan sebanyak-banyaknya.
Bayangkan kalau kita menzhalimi orang lain di dunia tentu
akan bermasalah di akhirat kelak.
Terlalu banyak hadits-hadits yang mengingatkan tentang hal
ini.
Dalam suatu hadits Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam
bersabda:
أَتَدْرُونَ
مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو
لَ اللَّهِ مَنْ لاَ
دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ
قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ
يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ
وًِصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا
وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ
هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ
هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ
وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ
فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى
مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي
النَّارِ
“Tahukah kalian siapa orang yang merugi (bangkrut)?"
Para sahabat berkata:
"Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang
tidak mempunyai dirham dan harta."
Maka Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan:
"Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang
datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat,
sementara dia juga pernah mencaci maki kehormatan (Si Fulan), dia juga pernah
menuduh (dengan tuduhan yang tidak benar), memakan harta (Si Fulan dengan tidak
benar), menumpahkan darah dan memukul (Si Fulan).
(Kemudian dia pun duduk lalu dia di qisas) maka diambilah
kebaikan dia kemudian diberikan kepada yang dia zhalimi, kalau ternyata
kebaikan dia sudah habis (diambil untuk bayar kezhaliman dia di akhirat)
sementara kezhalimannya belum selesai dibayar semuanya maka diambilah dosa-dosa
orang yang dia zhalimi kemudian dipikulkan kepada dia, kemudian dilemparkan ke
dalam neraka Jahannam."
(HR Muslim no. 2581)
Ini adalah bencana dan kebangkrutan yang sesungguhnya.
Bagaimana seseorang memiliki harta (berupa pahala) kemudian
harta tersebut di ambil oleh orang-orang yang dia zhalimi.
Bahkan bukan cuma, itu dosa-dosa orang yang dia zhalimi
dipikulkan kepada dia.
Ini menunjukkan bahayanya kezhaliman.
Demikian juga dalam hadits yang diriwayatkan dalam Shahih
Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ
لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ
شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ
"Barangsiapa yang memiliki kezhaliman (melakukan
kezhaliman) kepada saudaranya baik karena menjatuhkan harkat dan martabat
saudaranya atau kezhaliman apapun maka hendaknya dia minta dihalalkan pada hari
ini."
Perhatikan!
Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam me-nash-kan
"min irdhihi" (menjatuhkan harga diri saudaranya), ini banyak
terjadi.
Banyak orang menzhalimi orang lain dengan tidak mengambil
hartanya, tidak dengan memukulnya tapi dengan menjatuhkan harga dirinya,
meng-ghibah-nya, merendahkannya, menuduhnya dengan tuduhan yang tidak-tidak.
Dan Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan,
"Hendaknya dia minta dihalalkan pada hari ini. sebelum datang hari kiamat
yang tidak ada dinar dan tidak bermanfaat dirham."
Karena manusia dibangkitkan dengan tidak membawa apa-apa.
Harta yang dia kumpulkan tidak akan dia bawa di akhirat, yang ada adalah amal
shalih.
Kalau dia punya amal shalih maka amal shalihnya akan diambil
sesuai dengan kadar kezhaliman yang dilakukan.
Kalau dia tidak punya kebaikan maka diambil dosa-dosa orang
yang dia zhalimi kemudian dipikulkan kepada dirinya.
Ini adalah perkara yang sangat menyedihkan.
Oleh karenanya, menzhalimi orang lain bukanlah perkara yang
ringan para ikhwan.
Suatu kali ada seseorang yang menulis surat kepada Ibnu Umar
radhiyallāhu ‘anhuma dan mengatakan:
يا ابن عمر اكتب
إليّ بالعالم كله
"Wahai Ibnu Umar, tulislah seluruh ilmu untukku."
Maka Ibnu Umar menulis dengan jawaban yang singkat
(menunjukkan tingginya ilmu Ibnu Umar):
إِنَّ الْعِلْمَ كَثِيرٌ وَلَكِنْ إِنِ
اسْتَطَعْتَ أَنْ تَلْقَى اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ خَفِيفَ الظَّهْرِ
مِنْ دِمَاءِ الْمُسْلِمِينَ وَأَمْوَالِهِمْ
، كَافِيَ اللِّسَانِ
عَنْ أَعْرَاضِهِمْ ، خَامِصَ الْبَطْنِ
مِنْ أَمْوَالِهِمْ ، لازِمًا لِجَمَاعَتِهِمْ
، فَافْعَلْ والسلام
"Ilmu itu banyak, tapi kalau engkau mampu untuk bertemu
dengan Allāh dalam kondisi punggungmu ringan, engkau tidak menumpahkan darah
seorangpun, perutmu kosong tidak memakan harta orang lain sama sekali dan
engkau menahan lisanmu untuk tidak menjatuhkan kehormatan mereka dan engkau
melazimi jamaah mereka, maka lakukanlah. Wassalam."
Perhatikan!
Ibnu Umar mengatakan, "Kalau engkau mampu untuk bertemu
Allāh dengan tidak menumpahkan darah seorangpun, tidak memakan harta orang lain
dan juga tidak menjatuhkan harga diri orang lain," maka ini adalah ilmu
seluruhnya.
Kenapa?
Karena engkau akan selamat bertemu dengan Allāh.
Karena dosa antara engkau dan Allāh mudah untuk dimaafkan,
tapi dosa dengan orang lain, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,
"Tidak ada jalan lain kecuali dengan qisas."
Oleh karenanya, Sufyan Ats Tsauri rahimahullāh juga pernah
berkata :
"Engkau bertemu dengan Allāh dengan membawa 72 dosa
antara engkau dan Allāh masih lebih ringan bagi engkau, daripada engkau bertemu
dengan Allāh dengan mambawa satu dosa antara engkau dengan hamba-Nya."
Maka hati-hati para ikhwan!
Jangan sampai kita meninggal dunia dalam kondisi berbuat
zhalim kepada orang lain dan ini sangat memudahkan kita terjerumus ke dalam
neraka Jahannam.
والله أعلمُ بالصواب
_____________________________
📦Donasi
Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran
Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan
dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com