🌍
BimbinganIslam.com
Senin, 26 Jumādal Akhir 1437 H / 04 April 2016 M
👤
Ustadz Firanda Andirja, MA
📗
Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊
Hadits 04| Jauhilah Sifat Pelit (Bagian 2)
⬇ Download audio: https://goo.gl/xWgNKh
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
JAUHILAH SIFAT PELIT (BAGIAN 2 DARI 2)
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله
Ikhwan dan akhwat,
Kita lanjutkan pembahasan hadits ke-4 tentang "وَاتَّقُوا اَلشُّحَّ " /
"Jauhilah Sifat Pelit".
Sesungguhnya sifat pelit adalah sifat yang sangat tercela.
Pelit ada banyak bentuknya sebagaimana diisyaratkan oleh
para ulama, seperti Syaikh Abdurrahman bin Sa'di rahimahullāhu Ta'ala dalam
tafsirnya, yaitu:
يمنعون
ما عندهم مما آتاهم
الله من فضله، من
المال والجاه والعلم
"Orang-orang yang tidak memberikan karunia Allāh yang
diberikan kepada mereka, seperti harta, kedudukan dan ilmu."
Jadi, Allāh memberi karunia kepada mereka akan tetapi mereka
tidak memberikan (membagi) karunia tersebut kepada hamba-hamba Allāh yang lain.
Karunia itu seperti: "al māl" (harta), "al jāh" (kedududkan) dan
juga 'ilm (ilmu).
Ini menunjukkan bahwa ada orang yang bakhil dengan hartanya
dan ada yang bakhil dengan kedudukannya, misalnya dia mampu untuk memberi
syafa'at (pertolongan) tapi dia tidak mau melakukannya.
Ada juga orang yang bakhil dengan ilmunya, dia mempunyai
ilmu akan tetapi jika ditanya tidak mau menjawab atau tidak berdakwah bahkan
berusaha menyembunyikan ilmunya.
Ini adalah bakhil dengan ilmunya.
Juga ada bentuk kebakhilan yang lain seperti dalam hadits
Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
وَإِنَّ
أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلامِ
"Sesungguhnya orang yang paling bakhil yaitu orang yang
bakhil dengan salam."
Yaitu tatkala bertemu dengan saudaranya dia bakhil untuk
mengucapkan salam, bahkan bakhil juga untuk menjawab salam ketika diberi salam.
Salam adalah perkara yang mudah yang tidak ada ruginya
bahkan tidak ada biaya yang keluar.
Sehingga ketika bertemu saudara tinggal mengucapkan,
"Assalāmu'alaikum."
Kalau dia mengucapkan salam berarti telah mengucapkan doa
dan berpahala dan saudaranya juga mendapatkan pahala jika menjawab salamnya.
Bakhil seperti ini biasanya karena ada keangkuhan di dalam
dirinya .
Kebakhilan ada beberapa derajat.
Derajat pertama, yaitu
▪BAKHIL TERHADAP DIRI SENDIRI
Ada orang yang seperti ini kehidupannya. Dia memiliki
kelebihan harta namun dia bakhil terhadap dirinya sendiri.
Sampai disebutkan oleh Ibnu Qudamah rahimahullāh:
فكم من بخيل يمسك
المال ويمرض فلا يتداوى،
"Betapa banyak orang yang bakhil. Dia mempunyai harta
namun dia tidak menggunakan hartanya tersebut, sehingga jika dia sakit tidak
mau berobat karena tidak ingin megeluarkan biaya."
Ada seseorang yang sakit dan ketika diajak untuk berobat
ketempat yang mahal yang lebih baik dia enggan. Dia memilih berobat dengan yang
lebih murah namun akhirnya meninggal dunia.
Kalau dia tidak mempunyai uang maka hal ini wajar, akan
tetapi kalau dia mempunyai uang (harta) maka orang seperti ini berbahaya.
Kenapa?
Karena dia bukan hanya menyiksa dirinya sendiri dengan
kebakhilannya akan tetapi juga menyiksa orang-orang terdekatnya, misalkan
istrinya.
Istrinya melihat suaminya kaya namun dia tidak mendapat
bagian harta, tidak dibelikan macam-macam (keperluannya).
Kemudian anak-anaknya pun menderita.
Saya pernah mendengar suatu ceramah tentang seseorang yang
bakhil.
Tatkala meninggal, setelah dicek ternyata diketahui bahwa
hartanya banyak. Maka anak-anaknyapun marah.
Sang hakim yang memberitahukan bahwa ayahnya memiliki harta
yang banyak menjadi heran.
Anak-anaknya berkata: "Kami tidak mengetahui kalau
ternyata ayah kami kaya. Selama ini kami hidiup dalam kondisi yang susah."
Mereka bukan senang tatkala mengetahui harta warisannya
banyak, justru mereka marah kepada ayah mereka.
Oleh karenanya orang bakhil seperti ini bukan hanya menyiksa
dirinya akan tetapi juga menyiksa orang-orang yang disekitarnya.
Dan sungguh menakjubkan orang yang bakhil, sebagaimana
perkataan Ibnu Muflih:
"Orang seperti ini hidupnya susah. Dia bakhil agar
terhindar dari kefakiran. Dia mengumpulkan uang supaya tidak menjadi fakir.
Namun kenyataanya kehidupannya seperti orang miskin. Dia justru terjerumus pada
kondisi yang ingin dihindari yaitu kefakiran."
Dia ingin mengumpulkan harta yang banyak supaya menjadi
orang kaya, namun karena dia bakhil maka dia hidup seperti orang miskin dan ini
musibah.
Dia hidup seperti orang miskin di dunia namun di akhirat dia
akan dihisab dengan hisabnya orang kaya.
Inilah nasib buruk bagi seorang yang bakhil.
Derajat yang kedua,
▪BAKHIL TERHADAP ORANG LAIN
Ini masih lebih ringan dari pada yang pertama.
Seharusnya kita tidak perlu bakhil karena kalau kita
memberikan harta kita selama tidak membuat mudharat bagi kita maka akan
berpahala.
Makanya Allāh mengatakan:
وَمَنْ
يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ
"Barang siapa bakhil maka sesungguhnya dia bakhli
kepada dirinya sendiri."
(QS Muhammad: 38)
Kenapa?
Karena orang yang bakhil akan menghalangi pahala bagi
dirinya sendiri.
Karena hartanya yang sesungguhnya adalah harta yang dia
keluarkan, yang diberikan di jalan Allāh seperti diberikan kepada fakir miskin.
Itulah tabungan dia di akhirat kelak. Di akhirat kelak dia
sangat butuh dengan pahala.
Jadi ingat, bahwa orang yang bakhil sesunguhnya dia bakhil
terhadap dirinya sendiri.
Demikianlah para ikhwan dan akhwat,
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjauhkan kita dari sifat
bakhil.
والله أعلمُ بالصواب
_____________________________
📦Donasi
Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran
Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan
dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com