Radio Rodja Live

Server Indonesia High Quality

Jeda Rodja Only

kesalahan dalam Adzan

Kajian 56 | Shalāt Jamak Bagi Musafir

by Rory Rachmad  |  in Matan Abu Syuja' at  07 Januari

🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 06 Muharram 1438 H / 07 Oktober 2016 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 56 | Shalāt Jamak Bagi Musafir
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H056
〰〰〰〰〰〰〰
MATAN KITAB:

ويجوز للمسافر أن يجمع بين الظهر والعصر في وقت أيهما شاء، وبين المغرب والعشاء في وقت أيهما شاء،

Dan diperbolehkan bagi seorang musafir untuk menjamak (menggabungkan dalam satu waktu) antara dhuhur dan ashar di waktu mana saja yang diinginkan. Dan antara shalat maghrib dan Isya diwaktu mana saja yang diinginkan.
----------------------------

SHALĀT JAMAK BAGI MUSAFIR

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para sahabat bimbingan Islam yang dirahmati Allah.

Kita memasuki halaqah berikutnya, tentang shalat jamak bagi musafir.

Sebelum memasuki kitab, ada beberapa hal yang perlu diketahui:

(1) Jamak adalah rukhsah atau keringanan yang ada dalam syariat Islam, manakala adanya udzur atau kesusahan.

(2) Jamak bisa dilakukan antara shalat dhuhur dan ashar, kemudian antara shalat maghrib dan isya.

Dan tidak boleh menjamak sholat subuh, ataupun antara shalat ashar dan maghrib atau seluruh shalat dalam sekali waktu.

(3) Tidak ada kaitannya antara jamak dan qashar, namun keduanya adalah keringanan bagi seorang musafir.

Adapun qashar terkait dengan safar, sedangkan jamak terkait dengan masyaqqah atau kesulitan atau udzur.

Jadi mungkin saja seorang yang tidak safar, apabila ada udzur untuk menjamak sho
Alat, namun tidak di qashar.

(4) Jamak ada dua macam:

- Jamak taqdim, yaitu menggabungkan shalat diawal waktu, dan
- Jamak ta’khir, yaitu menggabungkan dua shalat diakhir waktu.

(5) Hukum jamak adalah boleh, dan melaksanakan rukhsah adalah mustahab atau sunnah.

(6) Tidak boleh seseorang menjamak tanpa alasan yang dibenarkan syariat atau tanpa udzur. Hal itu termasuk dosa besar.

قال المؤلف رحمه الله
((ويجوز للمسافر أن يجمع بين الظهر والعصر في وقت أيهما شاء))

Dan diperbolehkan bagi seorang musafir untuk menjamak (menggabungkan dalam satu waktu) antara dhuhur dan ashar di waktu mana saja yang diinginkan.

((وبين المغرب والعشاء في وقت أيهما شاء))،

Dan antara shalat maghrib dan Isya diwaktu mana saja yang diinginkan

Yaitu baik jamak taqdim (diwaktu awal) atau jamak ta’khir (diwaktu yang kedua).

Dan tidak boleh menjamak dengan subuh atau menjamak shalat ashar dengan maghrib.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muadz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:

 خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ غَزْوَةِ تَبُوكَ ، فَكَانَ يَجْمَعُ الصَّلَاةَ ، فَصَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا ، وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا ، رواه مسلم

Pada tahun terjadinya perang Tabuk, kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam.

Pada saat itu beliau menjamak shalat.

Beliau menjamak dhuhur dan ashar sekaligus, dan antara maghrib dan isya sekaligus.

(HR. Muslim)

Beberapa permasalahan dalam jamak.

Masalah yang pertama: Urutan pelaksanaan shalat.

Apakah disyaratkan tertib (sesuai urutan)?

Dijelaskan dalam Kifayatul Akhyar, disyaratkan tertib dalam jamak taqdim, namun dalam jamak ta’khir tidak disyaratkan.

Yang rajih adalah: disyaratkan secara mutlak.

وقال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله :
" يشترط الترتيب بأن يبدأ بالأولى ثم بالثانية ؛ لأن النبي صلّى الله عليه وسلّم قال : ( صلوا كما رأيتموني أصلي ) ، ولأن الشرع جاء بترتيب الأوقات في الصلوات

Berkata Syaikh Utsaimin:

Dipersyaratkan untuk tertib (dilakukan secara berurutan, yaitu dengan mengerjakan yang pertama kemudian yang kedua), karena Nabi shallallhu 'alaihu wassalam bersabda:

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”

Dan syariat telah menjelaskan urutan waktu dalam shalat.

Dalam shalat jamak, tidak boleh mendahulukan shalat yang kedua dari shalat yang pertama.

Misal, mendahulukan shalat ashar kemudian shalat dhuhur, atau shalat isya sebelum shalat maghrib, maka ini tidak sah, karena tidak sesuai dengan urutannya.

Apabila seorang yang berniat jamak antara dhuhur dan Ashar, kemudian mendapati Imam shalat Ashar.

Maka Makmum mengikuti imam dan meniatkan sholat dhuhur

Apabila Seorang yang berniat jamak antara maghrib dan Isya, kemudian mendapati Imam shalat isya, maka hendaknya dia shalat bersama imam dengan berniat shalat maghrib.

Apabila imam sudah shalat satu rakaat, maka dia mengikuti tiga rakaat berikutnya, dan hal ini sudah mencukupi shalat maghrib.

Apabila makmum mengikuti sejak awal rakaat, maka pada saat imam berdiri unutk shalat rakaat yang ke empat, maka makmum menunggu sampai imam tasyahud kemudian salam bersama imam.

Perbedaan niat imam dan makmum, tidak mengapa.

Keteranagn di atas disarikan dari jawaban Syaikh bin Baz tentang masalah ini.

Permasalahan kedua: syarat niat dalam jamak

Dalam madzhab Syafi'i, disyaratkan untuk berniat sebelum shalat yang pertama ataupun dalam shalat yang pertama.

Yang rajih adalah boleh dijamak walaupun tidak berniat sebelumnya, selama sebabnya masih ada.

Ini adalah madzhab Hanafiyyah, dan perkataan sebagian ulama dari kalangan Malikyyah, dan sekelompok ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah.

Pendapat ini dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah, Syaikh bin Baz dan Syaikh Utsaimin.

*Permasalahan ketiga: syarat muwalah atau dilakukan secara berkesinambungan.

Ini adalah syarat sebagaimana yang dikemukakan dalam madzhab Syafi'i’, Maliki dan Hambali.

Apabila terpisah dalam waktu yang sedikit maka tidak mengapa.

Apabila pemisahnya waktu yang panjang, maka tidak dilakukan shalat jamak, melainkan shalat sendir-sendiri.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثير
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Info Program Cinta Sedekah Bulan ini :
1. Pendirian Rumah Tahfidz di 5 Kota
2. Membantu Operasional Radio Dakwah di 3 Kota

📦 Salurkan Infaq terbaik anda melalui
| Bank Syariah Mandiri Cab. Cibubur
| No. Rek : 7814500017
| A.N : Cinta Sedekah (infaq)
| Konfirmasi Transfer :
+62878-8145-8000

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah

© 2022 Copy Right Abu Uwais. templates by Blogger
Proudly Powered by Abu Uwais