🌍
BimbinganIslam.com
Senin, 11 Rajab 1437 H / 18 April 2016 M
👤
Ustadz Firanda Andirja, MA
📗
Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊
Hadits 05| Riyā' (Bagian 4)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS04-FA-Bab04-H5-4
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
R I Y Ā ' (BAGIAN 4)
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله
Ikhwān dan Akhwāt yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Diantara hal yang menjadikan Nabi shallallāhu 'alayhi
wasallam sangat mengkhawatirkan riyā' menimpa kaum muslimin diantaranya adalah
karena pintu-pintu riyā' (hal-hal yang menimbulkan riyā') sangatlah banyak.
Oleh karenanya riyā'
bisa muncul dalam berbagai bentuk.
Namun perlu saya ingatkan kepada para Ikhwān dan Akhwāt, tatkala kita ingin menjelaskan
bentuk-bentuk riyā' bukan bertujuan untuk menuduh orang riyā'.
Kita tidak boleh menuduh orang lain riyā', karena riyā'
adalah masalah hati dan hati adalah urusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Kita
tidak boleh menerka-nerka, kita tidak mengetahui isi hati manusia.
Kita membicarakan bentuk-bentuk riyā' adalah untuk
memperingatkan diri kita sendiri agar jangan sampai terjerumus ke dalam
bentuk-bentuk riyā'.
Disebutkan oleh para ulamā, diantara bentuk-bentuk riyā'
adalah :
√ Riyā' yang jelas.
√ Riyā' tersembunyi.
▪ Riyā' yang nampak jelas,
Contohnya:
↝ Menampakkan badan dalam kondisi lemas dipagi hari agar
orang tahu bahwa dia semalam telah shalāt malam.
↝Atau sengaja menampakkan bibir dalam kondisi kering
untuk menunjukkan bahwa dia sedang berpuasa sunnah.
Sekali lagi saya ingatkan, kita tidak sedang menuduh orang,
tapi kita ingatkan diri kita jangan sampai melakukan demikian.
Adapun orang lain, mungkin ada yang benar-benar dalam
kondisi lemas di pagi hari, bukan karena riyā' tetapi karena kondisinya seperti
itu.
Atau bibirnya kering bukan untuk menunjukkan dirinya
berpuasa, tetapi memang kondisinya seperti itu, dia tidak bermaksud menunjukan
tetapi memang waktu berpuasa bibirnya dalam kondisi kering.
Namun pembicaraan kita adalah agar kita tidak melakukannya
karena riyā'.
Contoh lain:
↝Seseorang yang sengaja menunjukkan ibadahnya dengan
kondisi tubuhnya, misalnya sengaja menghitamkan jidatnya supaya orang tahu
bahwa dia banyak sujud dan lain sebagainya.
↝Atau dia sengaja misalnya membawa tasbih dengan selalu
berdzikir supaya orang tahu bahwasannya dia suka berdzikir.
↝Atau dia menggerakkan lisannya di hadapan banyak orang
supaya orang tahu bahwa dia rajin berdzikir.
Ingat ! Kembali lagi saya ingatkan bahwa ini semua berkaitan
dengan diri kita, dan kita tidak boleh menuduh orang lain. Karena orang lain
melakukannya bisa jadi ikhlas karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Diantaranya juga misalnya,
↝ Tatkala melihat kemungkaran maka (dia) menunjukkan
kemarahan agar orang tahu bahwasanya dia benci dengan kemungkaran akan tapi dia
lakukan karena riyā'.
Ini semua adalah riyā' yang nampak jelas.
▪Ada riyā' yang juga berbahaya yaitu riyā' yang tersembunyi.
Ini adalah cara halus dari syaithān untuk menjerumuskan
seseorang ke dalam riyā'.
Contohya seperti:
↝Seseorang menceritakan keburukan orang lain (misalnya)
orang lain itu pelit atau malas shalāt malam, malas nuntut ilmu sehingga
pendengar (orang yang diajak berbicara) tahu bahwasannya dia tidak seperti
orang yang sedang dia bicarakan (cela) tersebut.
Dia mengatakan bahwa orang itu malas shalāt malam, tidak
pernah shalāt berjama'ah, setiap shalāt subuh saya tidak pernah lihat dia.
Tetapi maksud dia berbicara seperti itu untuk riyā' untuk menunjukkan:
√ Kalau saya shalāt subuh berjama'ah.
√ Kalau saya rajin shalāt malam.
√ Kalau saya rajin menuntut ilmu.
Orang yang mencela saudaranya seperti ini dalam rangka riyā'
maka dia terjerumus ke dalam 2 kesalahan:
① Dia mengghībah saudaranya. Saudaranya menjadi korban dalam
rangka untuk mengangkat dirinya.
② Pendengar akan memahami bahwa orang ini tidak seperti
orang yang dia cela dan ini namanya riyā' terselubung.
Riyā' terselubung lainnya adalah:
↝ Menceritakan kenikmatan dunia yang banyak dan
berlebih-lebihan yang dia dapat.
Seperti:
Dia mengatakan, "Alhamdulillāh, saya dimudahkan oleh
Allāh."
Kita bersyukur kepada Allāh bagus, akan tetapi, kalau kita
menceritakan kenikmatan, dimudahkannya dan macam-macam karena ingin menunjukkan
seakan-akan kita orang shalih, sekan-akan kita wali Allāh Subhānahu wa Ta'āla
sehingga dimudahkan, ini juga adalah riyā'
Kalau niatnya karena benar-benar bersyukur tidak mengapa,
tetapi jika ada udang dibalik batu, niatnya
menceritakan semua ini agar orang tahu bahwa dia wali, dia dimuliakan
oleh Subhānahu wa Ta'āla, ingin mengangkat derajatnya, ini juga adalah riyā'.
· Contoh riya' terselubung lainnya adalah:
↝ Seseorang memuji gurunya setinggi langit dengan
mengatakan bahwa gurunya orang shalih, alim dan macam-macam dengan maksud agar
dia mendapat imbasnya yaitu mengangkat derajat dirinya.
"Itu guru saya, saya muridnya."
Dia mengangkat derajat gurunya setinggi langit agar dia
sebagai murid juga terangkat. Ini juga riyā' secara terselubung.
↝ Atau sebaliknya, seseorang merendahkan diri dengan
mengatakan, "Saya ini begini dan begitu," terkadang menyebutkan
sebagian kekurangannya. Tujuannya agar dia dikatakan sebagai orang yang
tawadhu.
↝Seseorang menyampaikan bahwa dia berhasil berdakwah dan
yang menghadiri dakwah banyak.
Sebenarnya, kalau kita senang tatkala berdakwah yang
mendengar dakwah kita banyak ini tidak apa-apa karena ini merupakan kenikmatan
dari Allāh. Akan tetapi terkadang ada niat buruk dalam diri kita, (yaitu) ingin
menyampaikan bahwa saya pandai dalam menyampaikan, banyak yang datang itu karena
sayanya, bukan karena Allāh.
Ini juga riyā' yang terselubung dan banyak lagi
bentuk-bentuk riyā' terselubung.
Oleh karenanya kita
berdo'a kepada Allāh, semoga kita dijauhkan dari segala pintu-pintu riyā'
karena Syaithān membuka pintu-pintu riyā' sangatlah banyak.
Itulah kenapa Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam
mengkhawatirkan orang-orang shalih terjerumus kedalam riyā'.
Hanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang bisa menjauhkan kita
dari penyakit riyā'.
Wallāhu Ta'ala A'lam bish shawab
_____________________________
📦Donasi
Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran
Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan
dikirim melalui