🌍
BimbinganIslam.com
Senin, 04 Rajab 1437 H / 11 April 2016 M
👤
Ustadz Firanda Andirja, MA
📗
Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊
Hadits 05| Riya' (Bagian 2)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS01-FA-Bab04-H5-2
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
وَعَنْ
مَحْمُوْدِ بْنِ لَبِيْدٍ رضي
الله عنه قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله
عليه و سلم : "إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَ��ْكُمْ الشِّرْكُ
الأَصْغَرُ: اَلرِّيَاءُ." أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ بِسَنَدٍ حَسَنٍ.
Dari Mahmud bin Labid Radiyallahu anhu ia berkata:
Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya hal yang paling
aku takuti menimpa kalian ialah syirik kecil, yaitu riya'.”
(HR Ahmad dengan sanad yang hasan).
〰〰〰〰〰〰〰
R I Y A ' (BAGIAN 2)
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد ل��ه والصلاة والسلام
على رسول الله
Ikhwān dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Kita melanjutkan pembahasan kita tentang Akhlaq yang buruk
yang diantaranya adalah riya'.
Telah kita sebutkan bahwasanya riya' adalah dosa besar.
Diantara dalil yang menunjukkan bahwa riya' adalah dosa
besar adalah banyak namun diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh Imām Muslim
dari Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu.
Beliau berkata:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ ال��هِ
يَقُوْلُ إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ
يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَي
اسْتُشْهِدَ
Aku mendengar Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam
bersabda:
Orang-orang yang pertama kali akan disidang oleh Allāh
Subhānahu wa Ta'āla (diberi hukuman kepadanya) adalah :
▪ YANG PERTAMA | SEORANG YANG MATI SYAHID
فَأُتِيَ
بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا
"Orang yang mati syahīd inipun dihadirkan di hadapan
Allāh kemudian Allāh mengingatkan dia tentang nikmat-nikmat yang pernah Allāh
berikan kepada dia. Maka diapun ingat akan nikmat-nikmat tersebut."
↝Seperti misalnya: hebat dalam bertempur, tubuh yang
kuat, keberanian, pandai (lihai) dalam menggunakan senjata, ini semua nikmat
bagi seorang mujahid.
Kemudian Allāh bertanya:
فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟
(Karena nikmat-nikmat itu perlu disyukuri/wajib di syukuri
dengan digunakan untuk perkara-perkara yang bermanfaat. Misalnya, keberanian,
kejantanan, kehebatan, kekuatan tubuh
ini harus di salurkan kepada perkara yang baik untuk bersyukur kepada Allāh).
Maka Allāh bertanya tentang nikmat tersebut, "فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا
?" / "Apa yang engkau lakukan
dengan nikmat-nikmat yang aku berikan kepadamu ?"
Ia menjawab:
قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ
"(Yā Allāh) aku berperang karena Engkau sampai aku mati
syahīd."
Allāh berkata:
كَذَبْتَ,
وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلأَنْ يُقَالَ جَرِيْءٌ,
فَقَدْ قِيْلَ
"Engkau dusta, engkau berperang supaya dikatakan
sebagai pemberani, dan telah dikatakan itu."
Perhatikan disini!
Orang ini berperang untuk dikatakan bahwa dia adalah
pemberani (pahlawan) dan tujuan dia terpenuhi, Allāh kabulkan.
Oleh karenanya, tatkala seseorang itu tersohor bukan berarti
amal dia diridhai oleh Allāh, bisa jadi itu adalah istidraj.
Lihatlah orang ini, dia berperang supaya dikatakan pemberani
dan Allāh kabulkan.
Orang yang melakukan amal shalih karena riya', tujuannya
ingin tersohor terkadang dikabulkan
terkadang tidak dikabulkan.
Allāh telah mengatakan dalam Al Qurān :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ
فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا
يُبْخَسُونَ
"Barangsiapa yang melakukan amal shalih karena
mengharapkan dunia dan perhiasannya maka Kami akan berikan tujuan tersebut, dan
mereka tidak akan dikurangi."
(QS Hud :15)
Jadi Allāh mengatakan, barangsiapa beramal shalih
mengharapkan dunia dan perhiasannya, maka kami akan penuhi ganjarannya di dunia
apa yang mereka inginkan tersebut, dan mereka tidak ada dirugikan.
Lihatlah orang ini tatkala dia berjihad niatnya agar
dikatakan sebagai pemberani dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ini semua menunjukkan bahwasanya riya' adalah perkara yang
berbahaya, ketenaran adalah perkara yang berbahaya.
Bayangkan, orang ini rela mengorbankan perkara yang paling
mahal dalam dirinya yaitu nyawanya, sekedar untuk diakui, dikatakan sebagai
pahlawan.
Ini juga menunjukkan bahwa tatkala orang ingin dipuji ini
adalah syahwat, sebagaimana yang Ibnu Taimiyyah katakan:
"Ketenaran itu adalah syahwat (syahwat khafiyah) yaitu
syahwat yang tersembunyi."
Sebagaimana seseorang mempunyai syahwat untuk makan, seorang
lelaki punya syahwat terhadap wanita, demikian juga dengan riya' (ingin
terkenal) juga termasuk syahwat.
Sehingga orang rela untuk mengorbankan hartanya bahkan
nyawanya untuk memenuhi syahwatnya supaya dikenal sebagai pahlawan.
Padahal diapun akan terkenal setelah dia meninggal mungkin
sebelum meninggal dia dikenal juga.
ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ
عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ
النَّارِ,
"Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla memerintahkan
malaikat, maka malaikat pun menyeret di atas wajahnya (dihinakan) kemudian
dilemparkan ke dalam neraka Jahannam."
▪YANG KEDUA | SESEORANG YANG BELAJAR ILMU AGAMA
وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأََ اْلقُرْآنَ
"Seseorang yang belajar ilmu (maksudnya ilmu agama)
kemudian dia mengajarkan ilmu tersebut dan dia (juga) membaca Al Qurān."
↝Yang kedua ini adalah seorang ustadz, orang yang
berilmu, ini adalah amalan-amalan yang rawan untuk riya'
Seorang ustadz juga sangat mudah untuk terkena riya',
apalagi jika pandai membaca Al Qurān, cerdas, pandai berbicara (berorasi),
suaranya bagus dan mungkin hapalannya kuat.
فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ
فَعَرَفَعَهَا,
"Maka Allāh hadirkan dia kemudian Allāh ingatkan dengan
nikmat-nikmat yang Allāh berikan kepadanya tersebut dan dia pun ingat."
Allāh bertanya:
فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟
"Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat
tersebut."
قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْع��لْمَ وَعَلَّمْتُهُ
وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ,
Ia mengatakan:
"Aku belajar ilmu, akupun mangajarkannya, aku membaca
Al Qurān, semua aku lakukan karena Engkau, Yā
Allāh."
Dia akui semua nikmat tersebut dan mengatakan, "Saya
ceramah, saya mengajarkan ilmu, semua kerena Engkau, Yā Allāh.
قَال :َكَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ:عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآن�� لِيُقَالَ هُوَ
قَارِىءٌٌ ، فَقَدْ قِيْلَ
،
Maka Allāh berkata:
"Engkau dusta, engkau belajar ilmu supaya engkau
dikenal sebagai orang alim dan engkau belajar Al Qurān supaya dikenal sebagai
seorang qāri dan telah dikatakan itu."
Ini berbahaya, ternyata seorang ustadz juga bisa masuk
neraka Jahannam, bahkan yang pertama kali masuk.
Kenapa?
Karena niatnya tidak beres, dan seorang penuntut ilmu rawan
atau mudah untuk sombong dan angkuh, mudah untuk riya', mudah untuk bangga akan
dirinya, untuk dikenal, maka ini menyebabkan dia masuk kedalam neraka.
ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ
عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ
النَّارِ,
"Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla memerintahkan
malaikat, maka malaikat pun menyeret di atas wajahnya (dihinakan) kemudian
dilemparkan ke dalam neraka Jahannam."
▪YANG KETIGA | SEORANG YANG ALLĀH BERI KELAPANGAN HARTA
وَرَجُلٌ
وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَاَعْطَاهُ
مِنْ اَصْْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ
فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا,
"Seorang yang Allāh beri kelapangan harta. Allāh
berikan kepada dia segala jenis harta mungkin rumah mewah, mobil mewah, kebun
luas, sawah ladang, istana dan emas perak. Lalu orang ini dihadirkan lantas
Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengingatkan tentang nikmat-nikmat tersebut, kemudian
dia pun ingat."
Pertanyaan berikutnya
فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟
"Apa yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat
tersebut."
Kita ingat ! Seluruh kenikmatan yang kita miliki akan
ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
"Sungguh kalian akan ditanya tentang nikmat yang kalian
dapatkan"
(QS At Takasur : 08)
Dia menjawab:
قَالَ:
مَاتَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ
أَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا إِلا��ّ أَنْفَقْتُ فِيْهَا
لَكَ
"Yā Allah, tidak ada satu jalan kebaikan pun yang
Engkau suka agar aku berinfaq di dalamnya kecuali aku infaq-kan kerena
Engkau".
Artinya jika ada orang yang membangun mesjid dia bantu,
sedekah kepada anak yatim dan fakir miskin, ada orang bikin pondok dia bantu
seluruhnya, dan dia katakan semua ini karena Allāh.
قَالَ:
كَذَبْتَ ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ
لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ
قِيْلَ,
"Engkau dusta, engkau melakukan semua ini supaya engkau
dikatakan sebagai seorang yang dermawan, dan telah dikatakan itu (engkau sudah
dikenal sebagai seorang yang dermawan)."
ثُمَّ أُمِرَ بِهِ
فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ
أُلْقِيَ فِي النَّارِِ
"Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla memerintahkan
malaikat, maka malaikat pun menyeret di atas wajahnya (dihinakan) dan
dilemparkam ke neraka Jahannam."
(Hadīts riwayat Muslim no 1905)
Ikhwān dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Hadīts ini sangat mengerikan, yaitu memberikan peringatan
kepada orang-orang yang riya', orang
yang riya' adalah orang yang akan
sengsara di akhirat kelak.
Dan ini menunjukkan bahwa riya' merupakan dosa besar karena
bisa menyebabkan seseorang diseret ke dalam neraka Jahannam.
Demikian Ikhwān dan akhwat, kita lanjutkan pada pembahasan
berikutnya.
والله أعلمُ بالصواب
_____________________________
📦Donasi
Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran
Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan
dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com