Jeda Rodja Only

kesalahan dalam Adzan

Tafsir Surat At-Takatsur Bagian 5

by Rory Rachmad  |  in Bab Tafsir at  26 September

🌍 BimbinganIslam.com
Jum’at, 17 Dzulhijjah 1438 H / 08 September 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Tafsir Juz 30 | Surat At-Takatsur
📖 Surat At-Takatsur | Bagian 5
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tafsir-H0605
~~~

TAFSIR SURAT AT TAKATSUR, BAGIAN 5


الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
 الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أ لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه

 
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita masih terus membahas tafsir dari Juz'amma dan In syā Allāh  kita akan membahas tafsir dari surat At Takātsur.

Kemudian Allāh berfirman:

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ

"Dan sungguh kalian benar-benar akan melihat neraka Jahannam."

Kalimat ini bukan merupakan jawaban dari sebelumnya. Sebagian orang salah sangka dalam surat ini,  mereka menyatakan, "Kalla lau ta'lamūna 'ilmalyaqīn," dan, "Latarawunnaljahīm," seakan-akan satu makna.

Janganlah begini, "Jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin maka kalian niscaya akan melihat neraka Jahannam."
(Berbeda pengetahuan dan penglihatan.)

Namun para ulamā telah menegaskan bukan demikian maknanya. Seperti Imām Al Qurthubi, Thahir bin Asyūr, Ibnu Katsīr dan yang lainnya, jangan sampai salah paham.

"Latarawunnaljahiīm," ini adalah kalimat tersendiri. Kalimat baru yang merupakan jawaban dari qassam (sumpah). Kontek baru paragraf baru dalam surat ini. Bukan berkaitan dengan ayat sebelumnya.

Seakan-akan Allāh berfirman, "Wallāhi, tatarawunnaljahiīm (demi Allāh, sungguh-sungguh kalian akan melihat neraka Jahannam)."

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ

"Dan sungguh-sungguh kalian akan. melihat neraka Jahannam tersebut dengan mata keyakinan."

Perhatikan dalam surat ini! Allāh menyebutkan 'ilmulyaqīn dan 'aynal yaqīn.

Apa yang dimaksud dengan 'ilmul yaqīn?

'Ilmul yaqīn adalah seorang mengetahui sesuatu dengan penuh keyakinan namun hanya berupa berita, belum lihat langsung.

Contohnya:

⇒ Kita mendengar ada namanya kota Mekkah, kita di Indonesia belum pernah ke Saudi kita dengar ada kota Mekkah. Kita yakin ada kota tersebut, kita yakin ada Ka'bah (karena orang mengabarkan ada Ka'bah) tapi kita belum melihat langsung.

Tatkala kita melihat langsung maka ini dinamakan 'ainul yaqīn.

Kalau seorang sudah masuk ke dalam Ka'bah tersebut atau sudah mencium Ka'bah tersebut, sudah memegang Ka'bah tersebut baru dikatakan dengan haqqul yaqīn.

Jadi ada 3 tingkatan:

⑴ 'Ilmul yaqīn
⑵ 'Ainul yaqīn
⑶ Haqqul yaqīn

Seorang mendengar tentang surga dengan dalīl-dalīl yang banyak maka dia yakin surga itu ada ('ilmul yaqin).

Kemudian di akhirat dia melihat surga maka diapun disebut dengan 'ainul yaqīn (yakin dengan penglihatan).

Kemudian dia masuk ke dalam surga dia memeluk bidadari, dia memakan buah-buahan dari surga maka dia haqqul yaqīn (sudah pasti) ini tingkatan keyakinan.

Di sini Allāh menyebutkan tentang neraka Jahannam, kata Allāh:

"Latarawunnal jahīm, tsuma latarawunnahā 'aynal yaqīn."

Sungguh-sungguh kalian akan melihat neraka Jahannam, kemudian kalian akan melihat neraka Jahannam tersebut dengan 'ainul yaqīn.

Kenapa Allāh tidak menyatakan haqqul yaqīn, tapi Allāh menamakan 'Ainul yaqīn?

Sebagian ulamā berpendapat karena ayat ini berkaitan dengan manusia secara umum, bukan hanya orang kāfir. Bahwasanya sungguh, demi Allāh, kalian akan melihat neraka Jahannam. Dan sebagaimana di dalan surat Maryam Allāh mengatakan:

 إِلَّا وَارِدُهَا

"Setiap orang akan melewati neraka Jahannam."

Baik muslim maupun kāfir akan melihat neraka Jahannam.

Kita semua akan melihat neraka Jahannam, akan 'ainul yaqīn.

Tetapi orang-orang yang masuk surga tidak akan masuk ke dalam neraka Jahannam.

Yang mengalami haqqul yaqīn adalah orang-orang kāfir yang masuk ke dalam neraka Jahannam.

Kita semua akan melewati shirāth. Kita tahu shirāth dibentangkan di atas neraka Jahannam. Barang siapa yang tidak mampu melewati shirāth tersebut maka dia akan masuk ke dalam neraka Jahannam.

Adapun seorang mu'min ada yang melewati shirāth seperti cahaya, ada yang melewati seperti angin berhembus dengan begitu cepatnya, ada yang seperti kuda yang berlari, ada yang merangkak-rangkak sampai akhirnya selamat, ada yang terjatuh di neraka Jahannam.

Oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

"Latarawunnal jahīm."

"Sungguh kalian akan benar-benar melihat neraka Jahannam."

Semuanya, baik mu'minin maupun kāfirin.

Akan tetapi orang-orang kāfir akan tenggelam ke dalam neraka Jahannam dan orang-orang yang berimān akan diselamatkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا* ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

"Tidak seorangpun dari kalian kecuali akan melewati neraka Jahannam, ini sudah dicatat dengan pasti oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Adapun orang-orang yang berimān kami akan selamatkan, adapun orang-orang dzalim kami akan tenggelamkan ke dalam neraka Jahannam." (QS Maryam: 71-72)

Jadi kita semua niscaya akan melihat neraka Jahannam  ('ainul yaqīn).

Bahkan sebagaimana kita ketahui orang-orang yang sudah masuk surgapun akan melihat bagaimana mereka berbincang-bincang dengan penduduk neraka Jahannam, sehingga terjadi perbincangan di antara mereka.

Penduduk surga mengatakan:

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

"(Wahai penghuni neraka Jahannam,) apa yang membuat kalian tenggelam dalam neraka Saqar?"

Maka penduduk neraka mengatakan:

قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (٤٣) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (٤٤)

"Kami dahulu tidak shalāt, kami dulu tidak memberi makan kepada fakir miskin." (QS Al Muddatstsir: 43-44)

Terjadi dialog sehingga orang-orang mu'min melihat bagaimana penduduk neraka Jahannam diadzab. Dan dia bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan karunia dia dimasukan ke dalam surga.

Demikian saja yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, kurang lebihnya saya mohon maaf,

Wabillāhi taufīq.

الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
____

◆ Yuk.... Ikut Saham Akhirat
Pembelian Rumah U/ Markaz Dakwah dan Studio Bimbingan Islām

| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank : 451
| No. Rek : 710-3000-507
| A.N : YPWA Bimbingan Islām
Konfirmasi Transfer Via WA/SMS & Informasi ;  0811-280-0606 (BIAS CENTER 06)
-------------------------------------                      


0 comments:

© 2022 Copy Right Abu Uwais. templates by Blogger
Proudly Powered by Abu Uwais