Jeda Rodja Only

kesalahan dalam Adzan

Tafsir Surat Al Qāri'ah Bagian 03

by Rory Rachmad  |  in Bab Tafsir at  18 Oktober

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 15 Muharam 1439 H / 05 Oktober 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Tafsir Juz 30 | Surat Al Qāri'ah (Bagian 03)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tafsir-H0703
~~~~~

TAFSIR SURAT AL QĀRI'AH (BAGIAN 3)


الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
​​​الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhanahu Wa Ta'ala, kita lanjutkan pembahasan tafsir kita tentang kandungan dari surat Al Qāri'ah.

Kemudian kata Allāh Subhanahu wa Ta'ala :

وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ

"Dan pada hari tersebut gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan."

Jadi " الْعِهْنِ " dalam bahasa Arab adalah "yang diambil dari hewan" yaitu bulu hewan yang diambil untuk ditenun, seperti kain woll atau dari kambing misalnya. Itu namanya " الْعِهْنِ " dalam bahasa Arab.

Sebagian ulamā mengatakan " الْعِهْنِ " yaitu bulu hewan yang berwarna. Yang sudah dikasih warna disebut dengan " الْعِهْنِ".

⇒ Intinya " الْعِهْنِ " adalah bulu yang diambil dari hewan, yang dihambur-hamburkan.

Tatkala kita mengambil bulu-bulu tersebut kemudian kita buang atau kita pukulkan pada sesuatu maka dia akan bertebaran, mudah untuk ditiup oleh angin. Demikianlah kondisi gunung pada hari kiamat.

Dan gunung-gunung pada hari kiamat melewati "marāhil", melewati beberapa tahapan dalam kondisi pada hari kiamat.

⑴ Allāh Subhanahu wa Ta'ala akan cabut gunung-gunung tersebut dan akan Allāh terbangkan.

Dan ini dalam Al Qur'an Allāh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ ۚ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ۚ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ

"Engkau akan melihat gunung-gunung, engkau menyangka bahwasanya gunung-gunung tersebut dalam keadaan kokoh tidak bergerak, padahal semuanya berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allāh yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan." (QS An Naml: 88)

⇒ Dan memang kita melihat demikian gunung-gunung dalam keadaan kokoh, tidak bergerak begitu tegarnya.

Sampai sering orang kalau mengatakan seorang itu tegar,  orang mengatakan dalam pepatah kita, "Tegarlah engkau seperti gunung."

Kenapa?

Karena gunung kokoh.

Berbeda dengan lautan, kalau lautan bergerak sedangkan  gunung kokoh, kuat.

Kata Allāh Subhanahu wa Ta'ala, "Engkau menyangka gunung-gunung tersebut kokoh, namun dia berjalan pada hari kiamat seperti jalannya awan, bergerak dengan cepat."

Kemudian kata Allāh dalam surat An Naba 20 :

وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا

"Maka gunung-gunung pada hari tersebut diperjalankan oleh Allāh."

⇒ Dijalankan oleh Allāh dan jalannya dengan cepat, awan juga berjalan dengan cepat.

Demikianlah gunung-gunung bertebangan. Ini kondisi gunung diawal hari kiamat, berterbangan.

⑵ Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan hancurkan gunung-gunung tersebut dibenturkan dengan bumi.

Kata Allāh Subhanahu wa Ta'ala:

وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَة * فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ

"Maka pada hari tersebut diangkatlah bumi dan gunung kemudian dibenturkan dengan sekali benturan. Maka pada hari tersebutlah terjadi hari kiamat." (QS Al Haqqah: 14-15)

⇒ Setelah gunung bertebangan kemudiam dibenturkan, maka hancurlah gunung-gunung tersebut dengan sehancur-hancurnya.

Dalam ayat yang lain kata Allāh Subhanahu Wa Ta'ala:

وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسا * ّفَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا

"Maka gunung tersebut akan dihancurkan dengan sehancur-hancurnya. Maka jadilah gunung-gunung tersebut seperti debu-debu yang bertebangan." (QS Al Wāqi'ah: 5-6)

⇒ Tadinya kokoh, tadinya keras, yang begitu kokoh akan dihancurkan oleh Allāh Subhanahu Wa Ta'ala jadilah seperti debu, bukan seperti pasir, seperti debu yang bertebangan.

Dan inilah akhir daripada gunung.

Maka Allāh Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al Al Qurān dalam surat Thāha 105-107:

* وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا* فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا* لَا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا

"Mereka bertanya pada engkau wahai Muhammad tentang gunung, katakanlah bahwasanya akan dihancurkan oleh Allāh pada hari kiamat kelak. Dan setelah gunung dihancurkan maka bumi dirubah menjadi bumi yang baru."

⇒ Bumi sekarang bulat, ini Ijma' ulamā (kesepakatan ulama) dari ulamā zaman dahulu sampai sekarang, bahwasanya bumi yang kita pijak ini bulat, tetapi pada hari kiamat kelak akan dirubah oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala.

Kata Allāh Subhanahu wa Ta'ala :

* إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ* وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ* وَإِذَا الْأَرْضُ مُدَّتْ*

"Tatkala langit terbelah, dan langitpun tunduk kepada Allāh. Tatkala bumi ditarik."

⇒ Kata para ulamā seperti seorang menarik kulit.

Orang kalau kita ingin menyamak kulit, ditarik, kulit ditarik untuk dijemur. Lihatlah kulit tersebut datar, rata. Tadinya kulitnya mungkin bergelembung-gelembung, tatkala ditarik untuk disamak untuk dijadikan sandal, dijadikan sepatu, maka dijemur dalam keadaan ditarik dengan tegangan sehingga datar.

Demikianlah bumi akan didatarkan oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala.

Supaya apa?

Untuk dijadikan padang masyhar.

⇒ Maka berubahlah bumi, bukan seperti bumi sekarang kita ini, berubah jadi bumi yang lain.

Kata Allāh Subhanahu wa Ta'ala:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ

"Hari di mana bumi diganti dengan bumi yang lain." (QS Ibrāhim: 48)

⇒ Bumi kita tapi dimodifikasi oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala.
⇒ Jadilah bumi tersebut datar.

لَا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا

"Engkau tidak akan melihat ada gunung dan engkau tidak akan melihat ada lembah." (QS Thāha: 107)

⇒ Bumi datar, putih, disitulah manusia dikumpulkan.

Seluruhnya, dari zaman Nabi 'Ādam, seluruh para nabi dikumpulkan, sampai pada hari kiamat, semuanya manusia dikumpulkan. Untuk dikumpulkan di atas padang masyhar.

⇒ Kemudian Allāh Subhanahu wa Ta'ala turunkan matahari dengan jarak 1 mill.

Kalau buminya bulat, mungkin di bawahnya tidak kena, tapi karena buminya datar, seluruhnya kepanasan.

Seluruhnya kepanasan pada hari tersebut dengan jarak 1 mil. Sehingga bercucuranlah keringat manusia tatkala itu.

Inilah kondisi gunung, dihancurkan oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala karena ada proses perubahan bumi menjadi bumi yang datar, untuk bisa dikumpulkan manusia dari awal sampai akhir, sampai hari kiamat dikumpulkan pada padang tersebut.

Demikian, wabillāhi taufīq.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
________

◆ Yuk.... Ikut Saham Akhirat
Pembelian Rumah U/ Markaz Dakwah dan Studio Bimbingan Islām

| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank : 451
| No. Rek : 710-3000-507
| A.N : YPWA Bimbingan Islām
Konfirmasi Transfer Via WA/SMS & Informasi ;  0811-280-0606 (BIAS CENTER 06)
-------------------------------------


© 2022 Copy Right Abu Uwais. templates by Blogger
Proudly Powered by Abu Uwais