Tanya: Ada orang yang kehilangan barang berharga, sepeda motor. Adakah amalan untuk mengembalikan barang hilang? Atau doa khusus untuk mengembalikan barang hilang? Trim’s
Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, kami ingatkan bahwa tidak ada
yang sia-sia dalam hidup seorang mukmin. Semua kondisi perasaan yang dia
alami, bisa berpeluang menjadi sumber pahala baginya.
عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له
“Sungguh mengagumkan keadaan orang
Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik, dan karakter itu tidak
dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan
kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika
ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik
baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad)
Cara paling mujarab untuk mengendalikan
hati ketika mendapat musibah adalah kita meyakini bahwa setiap detik
musibah, resah, atau sedih yang kita alami, semuanya akan membuahkan
pahala, selama kita siap bersabar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا يُصِيبُ
المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ
أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ
بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidak ada satu musibah yang menimpa
setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang
lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya,
kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641)
Dengan semangat ini, bahkan bisa jadi kita akan menjadi hamba yang bersyukur ketika mendapat musibah.
Kedua, kami tidak menjumpai satu amalan
atau doa khusus dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
seseorang kehilangan barang. Hanya saja, terdapat riwayat dari Ibnu Umar
radhiyallahu ‘anhuma, dimana beliau mengajarkan doa ketika kehilangan
barang. Dari Umar bin Katsir, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau
menjelaskan amalan ketika kehilangan barang,
يتوضأ ويصلي ركعتين ويتشهد ويقول: «يا هادي الضال، وراد الضالة اردد علي ضالتي بعزتك وسلطانك فإنها من عطائك وفضلك»
”Dia berwudhu, kemudian shalat 2 rakaat, setelah salam lalu mengucapkan syahadat, kemudian berdoa,
يَا هَادِيَ الضَّال، وَرَادَّ الضَّالَة ارْدُدْ عَلَيَّ ضَالَتِي بِعِزَّتِكَ وَسُلْطَانِكَ فَإِنَّهاَ مِنْ عَطَائِكَ وَفَضْلِكَ
Ya Allah, Dzat yang melimpahkan
hidayah bagi orang yang sesat, yang mengembalikan barang yang hilang.
Kembalikanlah barangku yang hilang dengan kuasa dan kekuasaan-Mu.
Sesungguhnya barang itu adalah bagian dari anugrah dan pemberian-Mu’.”
Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah dalam al-Mushannaf no. 29720, al-Baihaqi dalam ad-Da’awat
al-Kabir (2/54). Baihaqi mengatakan,
هذا موقوف وهو حسن
Ini adalah hadits mauquf [perkataan shahabat] dan hadits ini statusnya adalah hasan”
Demikian pula dinyatakan oleh Abdurrahman
bin Hasan, bahwa perawi untuk riwayat Baihaqi adalah perawi yang
tsiqqah (terpercaya). (Tahqiq al-Wabil as-Shayib, Abdurrahman bin Hasan
dibawah bimbingan Dr. Bakr Abu Zaid)
Allahu a’lam
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
0 comments:
Posting Komentar