🌍
BimbinganIslam.com
Rabu, 13 Rajab 1437 H / 20 April 2016 M
👤
Ustadz Firanda Andirja, MA
📗
Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊
Hadits 05| Riyā' (Bagian 5)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS04-FA-Bab04-H5-5
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
وَعَنْ
مَحْمُوْدِ بْنِ لَبِيْدٍ رضي
الله عنه قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله
عليه و سلم : "إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَي��كُمْ الشِّرْكُ
الأَصْغَرُ: اَلرِّيَاءُ." أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ بِسَنَدٍ حَسَنٍ.
Dari Mahmud bin Labid radhiyallāhu 'anhu ia berkata:
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya hal yang
paling aku takuti menimpa kalian ialah syirik kecil, yaitu riya'.”
(HR Ahmad dengan sanad yang hasan).
〰〰〰〰〰〰〰
R I Y A ' (BAGIAN 5)
بِسْمِ
اللَّهِ
الحمد لله والصلاة والسلام
ع��ى
رسول الله
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Pada pambahasan kali ini, kita akan membahas Kiat-kiat Agar
Terlindung dari Penyakit Riya', yaitu:
▪1. Yang paling penting adalah berdoa kepada Allāh Subhānahu
wa Ta'āla dengan tulus dan serius minta kepada Allāh agar Allāh menjauhkan kita
dari penyakit riya'.
Diantaranya adalah doa yang diajarkan oleh Nabi shallallāhu
'alayhi wasallam:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ
أُ��ْرِكَ
بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ،
وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
"Ya Allāh, aku berlindung kepada Engkau dari kesyirikan
yang aku sadari dan aku berlindung kepada Engkau dari kesyirikan yang aku tidak
sadari."
(HR Bukhari)
Ini adalah doa agar terlindung dari riya', kenapa?
Karena pintu-pintu riya' sangatlah samar.
Betapa banyak pintu-pintu riya' yang dialami seseorang
kemudian dia masuk ke dalam pintu tersebut dan dia tidak sadar.
Syaithan memiliki berbagai macam metode (langkah-langkah)
untuk menjerumuskan orang kedalam riya'.
Jadi kita harus berdoa kepada Allāh agar dijauhkan dari
riya'.
▪2. Kiat yang kedua adalah berusaha untuk menyembunyikan
amal shalih.
Kalau kita mempunyai amal shalih jangan kita ceritakan
kecuali jika ada maslahatnya. Jadi, pada asalnya adalah kita sembunyikan.
Ingat, bahwasannya amal shalih yang dikerjakan dengan
diam-diam pahalanya lebih besar daripada yang dikerjakan dengan kelihatan.
Dua-duanya kalau ikhlas akan dapat pahala, akan tetapi yang
tersembunyi lebih baik.
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا
وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
"Jika kalian menampakkan sedekah maka itu baik, namun
jika kalian sembunyikan sedekah kalian dan kalian berikan kepada orang fakir
maka itu lebih baik bagi kalian."
(QS Al Baqarah: 271)
Ini menunjukkan bahwa amal itu ada 2 derajat, yaitu:
- Amal yang ikhlas dengan dilihat oleh orang lain.
- Dan berikutnya adalah amal yang ikhlas (dan ini derajatnya
lebih tinggi) yang disembunyikan atau tidak dilihat oleh orang lain.
Oleh karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wasallam memuji
diantara 7 orang yang dinaungi oleh Allāh pada hari kiamat, salah satu
diantaranya adalah:
وَرَجُلٌ
تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ
شِمَالُهُ مَ�� تُنْفِقُ
يَمِينُهُ
"Seseorang yang dia berinfaq dengan diam-diam
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan
kanannya."
(HR Bukhari 1423 dan Muslim 1031, dari Abu Hurairah)
Padahal tangan kiri adalah teman dekat tangan kanan. Dimana
ada tangan kanan, tangan kiri selalu bersama dan bekerja sama. Namun untuk
urusan amal shalih, tatkala tangan kanan bersedekah maka disembunyikan
sampai-sampai sahabat dekatnya, teman sejawatnya yaitu tangan kiri tidak
mengetahui.
Ini menunjukkan bahwa orang ini berusaha untuk
menyembunyikan amal shalihnya.
Adalah perkara yang menyedihkan dijaman sekarang, kalau
jaman dahulu, para salaf, mereka benar-benar berusaha menyembunyikan amal
mereka. Adapun jaman sekarang, kita dapati orang-orang berusaha dengan berbagai
macan metode dan uslub (gaya) untuk mengumbar, men-share, mem-publish amalan
shalih mereka.
Dengan melalui Facebook, dengan menjadikan sebagai DP
(dispaly picture) pada Whatsapp dan macam-macamnya.
Dengan bergaya mengangkat kedua tangan sambil berdoa di
depan Ka'bah kemudian difoto, "luar biasa".
Dia tidak berdoa kepada Allāh, hanya bergaya berdoa
dihadapan Allāh kemudian difoto. Kedua tangannya yang diangkat tersebut bukan
karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bukan ikhlas berdoa kepada Allāh, akan tetapi
untuk riya', agar difoto dan disebarkan ke teman-temannya.
Oleh karenanya seseorang harus berusaha untuk menyembunyikan
amal shalihnya.
Kalau bisa, ketika dia umrah tidak ada yang tahu, berhaji
tidak ada yang tahu, berjalan ke Masjid Nabawi tidak ada yang mengetahui.
Ini adalah sarana yang paling kuat agar kita terhindar dari
riya'.
Seseorang hendaknya melatih diri agar qona'ah, merasa puas,
jika yang tahu hanyalah Allāh. Kalau Allāh sudah tahu dia sudah merasa puas,
sehingga dia tidak punya syahwat agar orang lain tahu amalan dia, cukup dia
tahu bahwa Allāh sudah tahu.
Makanya sebagian orang "luar biasa", semua
kebaikkan yang dia lakukan dia share.
Dia berbakti kepada orang tuanya, dia share. Padahal amalan
ini adalah amalan yang luar biasa, tidak usah di-share, tidak usah
digembar-gemborkan.
Dia baik sama istrinya, dia share, ini tidak perlu.
Seseorang hendaknya berusaha menjaga privasi dia, cukup
Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang tahu. Dia boleh men-share, boleh menyampaikan
kalau ada maslahatnya.
Akan tetapi kelau sekedar untuk memamerkan, agar orang lain
tahu, maka ini adalah pintu besar yang dapat menjerumuskan orang kedalam riya'.
Oleh karenanya, menyembunyikan ibadah merupakan sarana yang
kuat agar terhindar dari penyakit riya'.
▪3. Kemudian yang terakhir agar terhindar dari penyakit
riya', yaitu kita mengingat akan bahaya riya' dan bahagianya orang ikhlas.
Bahaya riya' sangat besar.
Orang yang riya' di dunia tidak akan pernah puas. Dia ingin
dikomentari dan ingin dipuji. Tidak selamanya orang memuji kita, kadang-kadang
mencela kita. Mungkin sekarang memuji kita dengan pujian yang habis-habisan,
akan tetapi kalau lagi bermasalah sama kita maka dia akan mencaci-maki dengan
berlebih-lebihan.
Oleh karenanya, kalau hanya megharapkan pujian manusia maka
ini adalah cita-cita yang tidak akan pernah tercapai.
Kalaupun ada yang memuji kita pasti juga ada yang mecela
kita. Kalaupun dia memuji kita, tidak selamanya memuji kita.
Adapun mengharapkan semua orang memuji kita, maka ini hanya
menimbulkan kekecewaan dan kesedihan. Orang yang seperti ini adalah orang yang
gelisah karena yang dicari adalah pujian sehingga kalau tidak dia dapatkan
diapun bersedih.
Adapun akibat riya' di akhirat, sebagaimana telah
dijelaskan, 3 orang yang pertama kali diadzab di neraka Jahannam adalah
orang-orang yang riya' semuanya.
Yang berjihad karena riya', yang belajar dan mengajarkan
ilmu (berdakwah) karena riya' dan yang bersedekah karena riya'.
Maka hendaknya kita merenungkan akibat riya' di dunia dan di
akhirat, ini akan menjauhkan dari penyakit riya'.
Kemudian, kita juga merenungkan tentang kebahagiaan orang
yang ikhlas.
Orang yang ikhlas adalah orang berbahagia. Dia tahu bahwa
Allāh mengetahui amalan dia. Dia berbahagia meskipun orang lain tidak
mengetahui amalan dia.
Dia tentram, kenapa?
Karena dia tahu bahwa:
- Penciptanya, Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yang akan memberi
ganjaran telah mengetahui bahwa dia beramal shalih.
- Penciptanya, Allāh Subhānahu wa Ta'āla, telah tahu bahwa
dia berbuat baik kepada orang tuanya.
- Tahu bahwa ia telah baik kepada istrinya.
Maka ini mendatangkan kebahagiaan dalam dirinya.
Orang yang ikhlas adalah orang yang paling berbahagia, dia
tidak peduli dengan komentar orang. Yang dia pedulikan adalah komentar Allāh
Subhānahu wa Ta'āla.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Perlu saya ingatkan. Kita berusaha ikhlas dan Allāh
berfiman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا
"Allāh tidak membani seseorang diluar
kemampuannya."
(QS Al Baqarah: 286)
Jika kita sudah berusaha ikhlas dengan semaksimal mungkin,
lantas mungkin kita tejerumus ke dalam riya' dalam sedikit kesalahan, mungkin
kadang niat kita tidak beres, kita segera bertaubat kepada Allāh. Mudah-mudahan
Allāh mengampuni dosa-dosa kita tersebut, karena Allāh mengetahui bahwa kita
telah berusaha.
Tidak ada yang menjamin kita selalu ikhlas, akan tetapi
kalau kita berusaha maka Allāh megetahui usaha kita dan (insya Allāh) Allāh
akan memaafkan kekurangan kita yang di luar dari kemampuan kita.
والله تعال أعلمُ بالصواب
وبالله
التوفيق
والسلام
عليكم ورحمة اللّه وبركاته
___________________________
📦Donasi
Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran
Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan
dikirim melalui